"Marhaposan tu Jahowa ma ho sian nasa roham, jala unang marpangunsandean ho tu pingkiranmu sandiri"."Trust in the LORD with all your heart, and do not lean on your own understanding". (Amsal 3:5)

Selasa, 22 April 2025

Perayaan Paskah Kabupaten Tapanuli Utara 2025: Menyebarkan Damai Kristus dari Puncak Siatas Barita

 

Liturgi Bupati dan Wakil Bupati beserta ketua dan wakil ketua PKK Taput

Tapanuli Utara, 22 April 2025 — Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara menggelar Perayaan Paskah tahun 2025 dengan penuh hikmat dan sukacita di Menara Pandang Siatas Barita, salah satu tempat paling bersejarah di wilayah ini. Perayaan yang berlangsung pada Selasa, 22 April 2025 ini mengusung tema "Damai Kristus di Tengah Keluarga" dengan subtema "Melalui Perayaan Paskah Tahun 2025 mari kita wujudkan Damai Sejahtera Kristus di tengah keluarga sebagai teladan iman bagi seluruh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara."

Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pimpinan daerah, antara lain Bupati, Wakil Bupati, Ketua PKK Taput, Wakil Ketua PKK Taput, Kepala Kantor Kementerian Agama, Ketua DPRD, Kapolres, pengurus BKAG, para kepala OPD, serta para kepala sekolah SMP dari Kecamatan Tarutung, Siatas Barita, dan Sipoholon. Tak ketinggalan para siswa, guru, tokoh masyarakat, camat, dan warga dari berbagai kecamatan yang hadir dengan antusias.

Perayaan dibuka dengan ibadah Paskah yang dipimpin oleh para pendeta lintas denominasi. Dalam khotbahnya, disampaikan bahwa kebangkitan Kristus menjadi pusat harapan dan sumber damai sejati. “Hari ini masyarakat Taput berkumpul dari berbagai kecamatan dan organisasi untuk merayakan kebangkitan Kristus. Ini adalah momentum bersejarah yang dapat mempengaruhi kebangkitan Taput,” ungkap salah satu pengkhotbah.

Hamba Tuhan menyampaikan pesan Paskah


Drama Dolorosa menggambarkan penderitaan Kristus dengan mendalam, menambah kekhusyukan suasana. Koor rohani yang merdu dan liturgi yang hikmat memperindah keseluruhan ibadah. Meskipun hujan turun, jemaat tetap khidmat dengan membawa payung masing-masing. “Payung kita bawa bukan hanya untuk meneduh, tetapi menjadi simbol kesetiaan dan persiapan dalam menyambut rahmat Tuhan,” ucap salah satu peserta.

Bukit Siatas Barita yang menjadi lokasi acara merupakan tempat doa misionaris terkenal, IL Nomensen, yang pada tahun 1863 berdoa: “Ya Tuhan, hidup atau mati, biarlah aku hidup di tengah-tengah bangsa ini untuk kemuliaan-Mu.” Doa ini kemudian menjadi tonggak awal pertumbuhan iman Kristen di Tanah Batak.

Peserta diimbau untuk terus mempromosikan nilai spiritual dan sejarah tempat ini melalui media sosial dan menjadikannya destinasi wisata rohani. “Mari bergerak dari tempat ini menuju sudut-sudut Taput, membangun Taput dengan visi luar biasa menuju kemajuan,” ujar pengkhotbah. “Saya yakin di bawah kepemimpinan yang ada, Taput akan menjadi kabupaten yang bersinar dan menjadi tanah yang mengalirkan berkat.”

Pesan Paskah juga mengajak seluruh masyarakat untuk hidup dalam damai Kristus, yang membebaskan dari ketakutan. Seperti Tomas yang perlu melihat untuk percaya, masyarakat Taput diajak untuk percaya meskipun tidak melihat. Damai Kristus membawa syukur, sukacita, rendah hati, dan semangat melayani.

Setiap peran masyarakat ditekankan: guru menjadi pembawa damai, tenaga kesehatan menjadi pelayan bagi yang lemah, aparat keamanan menjaga ketertiban, dan orang tua menjadi teladan kasih dalam keluarga. Hanya dengan demikian, visi :"Bersama Mewujudkan Kabupaten Tapanuli Utara yang Maju, Berbudaya, dan Berkelanjutan." bisa terwujud sepenuhnya.




Mengakhiri Ibadah, Pendeta mengajark para peserta mengungkapkan “Yes I Can,”. Kemudian di lanjutkan 3 pertanyaan yang jawabannya adalah “Yes I Can,”. Pertanyaan tersebut adalah:

1.     Apakah kita semua bisa mempromosikan tempat ini yg luar biasa?

2.     Apakah kita bersama sama pemerintah bisa menjadikan Taput menjadi saluran berkat bagi banyak orang?

3.     Apakah suadae bisa membawa damai sejahtera ditengah tengah keluarga?

Di akhir ibadah, peserta mengikuti undian lucky draw dan kemudian dilanjutkan dengan makan bersama sebagai wujud kebersamaan.

Torus Manuntun Nababan, S.Pd., M.Pd., Kepala SMP Negeri 1 Tarutung sekaligus Ketua MKKS SMP Tapanuli Utara yang turut hadir menyampaikan harapannya, “Melalui kegiatan ini, siswa-siswi lebih mengenal tempat bersejarah bagi Tapanuli Utara. Semoga ke depan, pemerintah lebih melibatkan dunia pendidikan secara aktif dalam kegiatan di lokasi seperti ini, agar peserta didik semakin mengenal dan mencintai sejarah serta daerahnya sendiri.”

Perayaan ini bukan hanya menjadi kegiatan keagamaan, tetapi juga sebuah panggilan untuk bersatu membangun Taput menuju masa depan yang penuh damai, sejahtera, dan berkat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar