"Marhaposan tu Jahowa ma ho sian nasa roham, jala unang marpangunsandean ho tu pingkiranmu sandiri"."Trust in the LORD with all your heart, and do not lean on your own understanding". (Amsal 3:5)

Senin, 02 Juni 2025

SMP Negeri 4 Tarutung Peringati Hari Lahir Pancasila dengan Nuansa Budaya Batak


Tarutung, 2 Juni 2025 – Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni, SMP Negeri 4 Tarutung melaksanakan upacara bendera pada Senin, 2 Juni 2025, di lapangan sekolah. Upacara ini diikuti secara khidmat oleh seluruh siswa, guru, dan pegawai sekolah.
Yang menjadi pembina upacara adalah Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Tarutung, Bapak Christoher Cosmos Hutagalung, S.Pd. Dalam amanatnya, beliau mengapresiasi kehadiran seluruh warga sekolah serta menyoroti kesiapan petugas dan peserta upacara. Sebelum membacakan pidato resmi dari Ketua BPIP, beliau terlebih dahulu memberikan koreksi dan arahan sebagai bentuk evaluasi agar pelaksanaan upacara ke depan dapat berjalan lebih baik.

Hal unik dalam pelaksanaan upacara kali ini adalah penggunaan aksesoris budaya Batak oleh seluruh petugas upacara. Mereka mengenakan stola atau selendang Batak yang menambah nilai budaya lokal dalam pelaksanaan kegiatan nasional. Hal ini sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi bagian dari nilai-nilai Pancasila.

Upacara berlangsung dengan tertib, lancar, dan penuh khidmat, mencerminkan semangat kebangsaan yang kuat di kalangan siswa dan seluruh warga sekolah.


Dalam pidatonya, Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Tarutung, Bapak Christoher Cosmos Hutagalung, S.Pd., menyampaikan beberapa pokok pikiran penting yang sangat relevan dengan kondisi bangsa saat ini dan tantangan ke depan, khususnya bagi para pelajar:

  1. Pancasila sebagai Pondasi Moral dalam Era Digital: Di tengah kebebasan berekspresi di media sosial, Pancasila harus menjadi dasar moral dalam bermedia. Nilai-nilai seperti kemanusiaan yang adil dan beradab serta persatuan Indonesia menjadi pedoman agar siswa tidak mudah terprovokasi, menyebarkan ujaran kebencian, atau terjebak dalam penyebaran berita hoaks.

  2. Membangun Etika Digital Berbasis Pancasila: Kepala sekolah mengajak siswa untuk cerdas dan bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial. Kebebasan berekspresi adalah hak, namun harus disertai dengan kesadaran akan dampaknya terhadap orang lain. Dengan menjadikan Pancasila sebagai kompas moral, siswa diharapkan mampu memilah informasi, menyaring konten negatif, dan menyebarkan hal-hal yang membangun.

  3. Menyiapkan Generasi Emas 2045: Tahun 2045 adalah tonggak penting menuju Indonesia Emas. Untuk itu, para siswa harus mulai membentuk karakter unggul sejak dini. Karakter ini dibangun dari nilai-nilai Pancasila, seperti semangat gotong royong, keadilan, dan cinta tanah air, yang menjadi bekal untuk menjawab tantangan global dengan tetap menjaga jati diri bangsa.

  4. Penguatan Karakter melalui Kegiatan Bermakna: Pelaksanaan upacara dengan nuansa budaya Batak merupakan contoh konkret pelestarian nilai budaya lokal yang sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kepala sekolah menekankan bahwa pemahaman Pancasila harus diwujudkan dalam tindakan nyata, baik di dunia nyata maupun dunia maya.

  5. Harapan untuk Masa Depan: Beliau berharap para siswa dapat menjadi generasi pembelajar sepanjang hayat yang mampu berpikir kritis, berjiwa nasionalis, dan memiliki kepedulian terhadap kebenaran. Dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup, diharapkan siswa mampu menjadi bagian dari solusi atas berbagai persoalan bangsa.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta upacara, guru, pegawai, dan petugas upacara yang telah berpartisipasi dengan penuh semangat. Semoga nilai-nilai luhur Pancasila terus hidup dan tumbuh dalam diri kita semua.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan,
Salam Pancasila!