Oleh:
St. Torus Manuntun Nababan, S.Pd., M.Pd

Dampak Virus
Corona Covid-19 semakin meluas. Hampir semua area merasakan dampaknya. Salah
satunya adalah ibadah Hari Minggu. Sebagian gereja, baik di Indonesia maupun
luar negeri sudah tidak lagi mengadakan pertemuan bersama di gedung gereja.
Mereka mulai melakukan ibadah secara online (live streaming atau recorded
sermon). Beberapa menawarkan beberapa opsi ibadah yang beragam sekaligus,
tergantung pada preferensi jemaat masing-masing.
Fenomena ini menimbulkan
pro dan kontra. Sudah banyak jemaat, hamba Tuhan, gereja maupun sinode yang
menanyakan pendapat saya tentang hal ini. Gereja saya, HKI Paniaran, juga
menggumulkan isu yang sama, bahkan di gereja kami karena penduduknya mayoritas
petani dan berpengehasilan menengah ke bawah, ibadah gereja di lakukan di rumah
tanpa online dan tata ibadah yang tidak jelas, sehingga membuat ibadah tersendiri
sesuai dengan kebutuhan rohani masing-masing.
Apakah ibadah boleh
ditiadakan hanya gara-gara sebuah wabah? Perlukah ibadah konvensional (secara
tatap muka) tetap dipertahankan? Bagaimana pandangan Alkitab tentang hal ini?
Di tengah situasi seperti ini, gereja-gereja seharusnya terpanggil untuk
memberikan kontribusi nyata. Bukan hanya slogan-slogan rohani yang menguatkan
hati, tetapi sebuah langkah konkrit. Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh
gereja. Salah satunya adalah mengkaji ulang pengadaan ibadah konvensional. Saya
meyakini bahwa upaya ini tidak melanggar firman Tuhan.
Pandemi Covid-19 mendapatkan perhatian dari pimpinan organisasi
keumatan. Melihat perkembangan situasi dan kondisi penyebaran virus korona baru
penyebab penyakit itu, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI),
Minggu (15/3/2020), menyarankan kepada semua gereja agar mempertimbangkan alternatif
persekutuan dan ibadah dengan memanfaatkan media sosial dan teknologi digital
dengan mengembangkan e-church. Bagaimana
dengan umat yang di pedesaan ? yang tidak memiliki media sosial, elektronik dan
media lainnya yang berhubungan dengan teknologi.
Kehadiran Internet
memberi pengaruh yang luar biasa bagi umat manusia tidak terkecuali bagi gereja.
Gereja tidak menolak atau menentang internet. Justru gereja sangat menyambut
baik kehadiran internet asalkan digunakan dengan baik dan bijak untuk
kepentingan umat. Kehadiran media komunikasi berbasis internet memang
memudahkan gereja untuk berkomunikasi dan berelasi dengan angota-anggotanya
dengan membentuk berbagai media group yang dapat menyampaikan informasi sangat
cepat. Dengan media ini relasi terjalin dengan baik, semua informasi tidak satu
pun yang tertinggal. Renungan, refleksi, dan sharing semua di tersampaikan
melalui media tersebut, bahkan hampir semua gereja di dunia ini membuat
website, akun youtube, instagram, facebook, dan media lainnya.
Dengan mengakses
media sosial yang ada saat ini semua umat menerima semua informasi begitu saja
tanpa diuji validitasnya atau sering disebut (Hoax). Tidak semua informasi yang
terdapat di media sosial berisikan kebenaran. Ada akun palsu yang dirancang
sedemikian rupa menyerupaia akun asli (inilah strategi iblis memanfaatkan kepintaran
mausia). Dengan keberadaan media ini akan meninabobokan/memanjakan umat seakan
Gereja menarik diri dari hubungan yang sebenarnya, ahirnya gereja tidak memiliki
hubungan emosianal dengan umat. Jika pada masa yang akan datang dengan
perkembangan teknologi yang begitu cepat, gereja tidak berperan secara nyata (kontak
fisik) dengan umatnya kami tidak bisa bayangkan peradaban yang bagaimana akan
muncul di dunia ini.
Menurut
beberapa hamba Tuhan, fungsi gereja adalah:
1. Penginjilan
Pokok yang ditekankan
dalam dua kisah kata terakhir Yesus ketika berbicara kepada murid muridnya
ialah penginjilan. Dalam Matius 28:19, Yesus mengatakan panggilan dan jadikan
sekalian bangsa murid-Ku. Dalam Kisah 1:8 Ia berkata, kamu akan menerima kuasa
kalau roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem
dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Hal ini
merupakan perintah terakhir yang diberikan Yesus kepada murid-murid-Nya.
Panggilan mengabarkan Injil merupakan perintah. Setelah para
murid menerima Yesus Kristus sebagai Tuhanda tunduk kepada-Nya sehingga harus
selalu mentaati semua perintah yang diberikan oleh-Nya.
2. Pembinaan
Fungsi utama gereja
yang kedua ialah pembinaan orang-orang percaya. Sekalipun Yesus lebih menekankan
penginjilan, namun secara logis (pembangunan) orang-orang percaya juga
merupakan kegiatan utama. Paulus berkali-kali berbicara tentang pembinaan tubuh
Kristus (Efesus 4:12), misalnya Paulus mengatakan bahwa Allah memberikan
berbagai karunia kepada Gereja. Untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi
pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus (Efesus 4:12). Setiap orang
percaya hendaknya bertumbuh serupa dengan Kristus yang dari pada-Nyalah seluruh
tubuh yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya
sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan
membangun dirinya dalam kasih. Kemampuan untuk membina merupakan
kristeria yang melalui-Nya semua kegiatan, termasuk kemampuan. Bicara dapat diukur,
Paulus mengemukakan unsure pembinaan misalnya, dia mengatakan, siapa yang
berkata-kata dengan bahasa roh, Ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang
bernubuat, ia membangun jemaat. Aku suka supaya kamu semua berkata-kata dengan
bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orangyang
bernubuat lebih berharga daripada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh,
kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya sehingga jemaat dapat dibangun (1
Korintus 14:4-5). Pentingnya pembinaan orang lain dalam rangka karunia-karunia
yang kontraversial. Perhatikan bahwa pembinaan harus saling membangun
yang dilakukan oleh anggota semua tubuh Kristus.
3. Penyembahan
Kegiatan gereja lain
adalah penyembahan. Sedangkan pembinaan berfokus kepada jemaat serta menguntungkan
jemaat. Penyembahan berfokus pada Tuhan. Gereja mula-mula bertemu untuk
menyembah Dia pada saat tertentu, suatu kebiasaan yang diperintahkan dan
dianjurkan oleh Rasul Paulus sendiri; Ibrani 10:25, supaya berkumpul untuk
mengadakan ibadah sebagaimana biasa dilakukan oleh beberapa orang, penyembahan
yang diutamakan adalah Allah. Menyembah, memuji dan memuliakan Allah,
merupakan kegiatan yang biasa dalam perjanjian lama, sebagaimana dapat dilihat
khususnya dalam kitab Mazmur. Memang tepat bagi gereja yang adalah milik Allah
untuk memuji dan memuliakan Allah. Dalam aspek ini dari kegiatan penyembahan,
gereja memusatkan perhatiannya pada siapa dan apa Allah itu bukan memuaskan
penasarannya sendiri.
4. Sosial
Jelas sekali menunjukkan
keprihatinan terhadap mereka yang hidup serba kekurangan dan yang menderita
Yesus menyembuhkan orang sakit dan kadang-kadang membangkitkan orang mati.
Apabila gereja ingin melanjutkan pelayanannya maka gereja akan terlibat dalam
pelayanan kepada orang-orang yang hidup serba kekurangan dan yang menderita,
bahwa Yesus mengharapkan gereja juga terlibat dalam pelayanan orang yang hidup
serba kekuranmgan dan menderita. Lukas 10:25-27, Yesus menceritakan perumpamaan
ini kepada seorang ahli Taurat yang sudah mengerti bahwa untuk memperoleh
kehidupan kekal seorang harus mengasihi Allah dan mengasihi sesame manusia
seperti dirinya sendiri. Namun ia tidak tahu siapa yang di maksud dengan
sesamanya manusia. Ketika menjawab pertanyaan ahli Taurat tersebut Yesus juga
menerangkan cara seseorang mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri. Orang
Samaria yang baik hati tersebut sekalipun tidak ikut menyerang orang yang turun
dari Yerusalem ke Yerikho namun ia rela memperhatikan korban perampokan itu
bahkan mungkin sekali sampai menanggung biaya perawatannya. Karena kasih
terhadap sesama berkaitan erat terhadap kasih terhadap Allah sehingga
melibatkan perbuatan seperti yang dilakukan orang Samaria yang baik hati
tersebut, gereja juga harus terbeban dan prihatin mengenai penderitaan dan
kebutuhan dunia ini.Matius 25:31-36, Yesus menegaskan tentang
kesungguhan iman seorang Kristen dalam penyatuan iman setiap hari berhubungan
dengan keprihatinan sosial tentang perbuatan kasih. Ulangan 10:17-19,
keprihatinan terhadap anak yatim, perempuan janda serta perantau asing, Yakobus
1:27, janda-janda yatim piatu, Yakobus 2:15-17, demikian juga halnya dnegan
iman: jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya
adalah mati. I Yohanes 3:17-18, barangsiapa mempunyai harta duniawi danm
melihat saudaranya yang menderita kekurangan tetapi menutupi pintu hatinya
terhadap saudaranya itu, bagaimana kasih Allah dapat tetap dalam dirinya?
Anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi
dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Gereja harus sanggup menunjukkan
keprihatinan sosial serta mengambil tindakan apabila diperlukan, yaitu ketika
terjadi kekurangan, penderitaan atau ketidakadilan. Memang ada pendangan
mengenai bagaimana hal tersebut dilaksakan. Dalam kasus tertentu, gereja hanya
akan bertindak untuk mengurangi penderitaan akibat penyakit atau kekurangan. Gereja
haru melakukan banyak hal dalam rangka keprihatinan sosial.
Dengan fungsi gereja di atas, apakah media internet dapat melaksanakan tugas tersebut? Harapan kami gereja masa kini tidak terfokus pada pemanfaat media yang ada melainkan kepada pelayanan gereja yang sesungguhnya yang dapat dirasakan langsung oleh umat. Jika semua hamba Tuhan hanya berfokus pada penyampaian informasi dan khotbah melalui jaringan media internet kami kuatir peradaban manusia di masa yang akan datang akan bergeser sebagaimana Robot bekerja tanpa ada rasa dan kasih.
Ditengah wabah virus corona yang melanda saat ini, harapan kami Gereja dan para hamba Tuhan mencari alternatif lain yang dapat menghidupkan gereja di rumah umat. Syaloom. Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar